Tag Archives: wildans

Pendapatku Tentang Memahami Al-Quran

Saat ini banyak orang membeli Al-Quran sebagai pelengkap buku perpustakaan di rumah saja, terkadang mayoritas orang Indonesia malah membeli Al-Quran terjemahan yang berbeda-beda, dengan alasan untuk mempelajari Al-Quran lebih dalam. Memang benar sih hal ini adalah benar, tetapi juga harus memperhatikan kapasitas anda sebagai apa? mewakili apa?. Jika memang anda ustad, mubaliq, atau kyai. Maka membeli banyak Al-Quran adalah baik. Sebaliknya jika anda masih usia pelajar/mahasiswa/Rumah tangga yang tergolong baru, membeli Al-Quran yang berlebihan adalah tidak berguna. Alangkah bijaknya jika anda memiliki Al-Quran sedikit tetapi dengan amalan yang banyak.

Al-Quran Saya

Saya sendiri saat ini hanya memiliki Al-Quran hanya 2 buah, yang pertama adalah Al-Quran terjemahan yang digunakan oleh Ibunya Ibuku, kemudian di berikan kepada Ayahku, kemudian lewat Ibunya Ibuku tersebut Al-Quran itu sampai ketanganku. Gambar dari Al-Quran tersebut adalah sebagai berikut :

20140415_070836 20140415_070905 20140415_070919 20140415_071006

Pada gambar diatas ditunjukkan modelnya 😀 seperti itu, itu dari nenek saya ada tulisan namanya dalam tulisan arab, ada juga tuntunan salat malam yang biasa beliau lakukan. Kertas itu dari nenek saya diberikan pada ayah saya (alias menantunya). Sekarang Al-Quran sama kertas itu diberikan kepada saya oleh nenek saya waktu masih hidup, hingga tampilan Al-Quran itu telah lusuh, kuning :D.

, dan yang kedua adalah Al-Quran yang baru saja diberikan kepadaku, Al-Quran tersebut dari Mekkah atau dari Arab sebelah mana saya juga tidak mengetahuinya. Yang jelas Ibuku dulu pernah juga membelinya, tetapi kebetulan saja Al-Quran tersebut hanya ada beberapa dan saya tidak diberi :D. Tapi ealah aku malah di beri oleh orang lain. Dan kebetulan sekali sudah lama saya hanya membaca Al-Quran yang pertama dan belum ganti. Gambar dari Al-Quran tersebut adalah sebagai berikut :

20140415_071120  20140415_071146

20140415_071442  20140415_071452

Memang Al-Quran tersebut saya bungkus dengan plastik, takut debu. Sayang kalau kena debu. Tapi jangan anda kira saya tidak memiliki Al-Quran yang besaran dikit yang biasanya dipakai anak SD :D, saya punya dan saya ingat masih saya tulisis dengan “nama dan kelas, pada waktu itu kelas 3 SD”. Tapi Al-Quran saya SD tersebut telah saya berikan orang lain beberapa waktu setelah saya menerima Al-Quran dari Nenekku.

Intinya saya juga tidak berlebihan dalam membeli Al-Quran, paling tidak untuk kapasitas saya sekarang ini. Sebagai makmum dan bukan sebagai orang yang berpengaruh terhadap khalayak. Sebaliknya jika anda telah menjadi orang yang paling tidak ditiru orang lain, ditiru masyarakat umum seperti pemimpin negara, pemimpin kampus, pemimpin kampung. Paling tidak anda harus memiliki beberapa terjemahan yang dapat memandang masalah dari berbagai segi, meskipun sebab turun ayatnya adalah pasti, tetapi terdapat penjelasan dengan sudut pandang berbeda dapat dijelaskan dari orang yang memiliki kapasitas tertentu.

Belajar Al-Quran

Anda tahu ayat yang pertama yang turun di bumi? artinya adalah “bacalah”.Karena turunnya Al-Quran tidak dalam satu buku langsung “brek”, seperti mesin cetak. Tetapi turun bertahap berdasarkan kejadian yang dialamai oleh Rasulullah. Ayat pertama yang turun adalah “bacalah”. Jadi tahap untuk belajar Al-Quran adalah “BACA”. Yah awalnya anda belajar panjang pendek, tajwid, jangan asal membuat lagu untuk Al-Quran tetapi tidak mengerti tajwid. Semakin anda membaca maka semakin ada fasih dan terbiasa.

Langkah selanjutnya adalah menghafal 😀 (meskipun saya juga tidak hafal), tapi dapat saya simpulkan bahwa hal ini juga dilakukan oleh semua sahabat pada waktu jaman Rasulullah, karena tidak ada buku waktu itu. Jadi beliau-beliau itu membaca kemudian menghafalnya. Tapi saat ini banyaak alibi yang membuat anda tidak menghafal Al-Quran, begitupula dengan saya.

Setelah proses menghafal adalah pahami, pahami, pahami. Anda memahami bisa dengan membaca, dan bisa dengan menghafal. Sesuatu yang dilakukan berulang ulang akan tertancap di bawah sadar kita. Ulangi dan ulangi, anda menanyakan kepada yang mengerti, karena “hal yang diserahkan pada orang yang tidak ahli adalah menunggu kehancuran”. Sehingga dalam memahami Al-Quran yang anda perlukan adalah bertanya kepada yang lebih mengerti, jangan anda belajar sendiri kemudian anda merasa hebat, dapat belajar sendiri tetapi yang memahami dengan cara ini adalah orang-orang yang memang memiliki kelebihan khusus, sehingga saya sarankan untuk bertanya

Amalkan dan amalkan, pada dasarnya Al-Quran tidak hanya dibaca, dihafalkan saja, tetapi untuk diamalkan. Dan point terakhir ini yang memiliki dampak pada kehidupan anda di masa yang akan datang. Al-Quran penyempurna kitab terdahulu sehingga kisah nabi-nabi terdahulu juga disampaikan. Al-Quran berisi peringatan kepada orang mukmin sehingga menjaga orang Islam terhadap api neraka jika dengan benar diamalkan, Al-Quran menjelaskan balasan yang diberikan pada semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia, Al-Quran berisi alam semesta, Al-Quran berisi ilmu yang nampak dan yang gaib, sedangkan prototype jadi dari Al-Quran adalah Nabi Muhammad SAW. Sayangnya kita tidak dapat hidup di jaman tersebut, maka pemahaman dan pengamalan yang baik terhadap Al-Quran adalah hal mutlak yang harus dilakukan oleh manusia Islam saat ini.

Tren di Indonesia

Hari ini adalah tahun 2014, dan tren di Indonesia sendiri adalah berhubungan dengan kecepatan dan alibi. Kecepatan mewakili ritme hidup manusia Indonesia di kota metropolitan yang serba cepat, tidak ada istirahat, 24 jam. Bahkan tidur hanya dilakukan beberapa jam, dan mereka merasa kurang. Akhirnya karena kecepatan yang dibuat oleh kehidupan orang metropolitan, Al-Quran tidak dapat dibaca, dipahami, bahkan dipegang. Al-Quran menjadi pajangan di rumah-rumah pegawai, rumah-rumah pedagang, rumah-rumah pengusaha.

Kehidupan seperti ini adalah menjadi kebiasaan, kebiasaan lama kelamaan dapat menjadi budaya.

Yup kecepatan di dunia malah dengan cepat memakan kehidupan di akhirat nanti, hehm aku bukan ustad sie 😀 jadi tidak ada dasar hukum yang saya tulis disini. Parameter disini adalah berdasarkan pengamatan belaka. Sukur-sukur jika ada pembaca yang dapat menambahkan parameter yang diperlukan, atau bukti bukti terkait dengan topik yang saya bahas ini.

Hal yang kedua adalah karena Alibi. Tren di Indonesia itu sebenarnya dikarenakan alibi tidak mampu, tetapi bukan karena tidak mampu. Kebanyakan beralibi tidak memiliki uang, sehingga membuat kita tidak pernah memegang Al-Quran. Semoga kita menjadi orang yang selalu dan setiap hari bercengkrama dengan Al-Quran. Bahkan jika alibi tersebut kita teruskan akan menjadi penyakit lupa. Maka saya sangat memberikan apresiasi pada lembaga yang memaksa mahasiswa, siswa, atau pegawainya untuk membaca Al-Quran pada saat-saat tertentu.

Yang Bisa Dilakukan

Tidak ada kata paksaan, tidak ada kewajiban untuk kita memaksa seluruh warga Indonesia untuk membaca Al-Quran. Kewajiban kita hanya mengingatkan, melalui blog ini hal tersebut sudah saya lakukan. Karena dalam kehidupan kita diwajibkan saling mengingatkan untuk melaksanakan kebaikan. Tidak perlu juga kita berfikir muluk muluk, mulailah dengan diri anda sendiri. Media Internet hanyalah pendukung bukan kitab sebenarnya, sehingga sangat salah jika kita menjadikan “terjemahan Al-Quran” melaluli Internet. Tidak memiliki Al-Quran terjemahan tetapi menjagakan Internet. Anda perlu ingat bahwa di Internet informasi tidak seluruhnya benar, terkadang terdapat khilaf atau bahkan kesengajaan. Sehingga alangkah baiknya anda menyimpan Al-Quran dengan baik, membaca dengan baik, memahami dengan baik, dan mengamalkan dengan baik. Semoga orang yang memberikan Al-Quran kepada orang lain , dan orang yang mencoba memberikan pemahaman mengenai Al-Quran mendapatkan kebaikan di Dunia maupun di Akhirat.

Hanya Allah yang mengetahui di dalam hati manusia, yang mampu membolak balikkan hati, dan yang Maha memahami setiap kejadian.

It’s By Design

Sebenarnya tidak ada kebetulan, semua yang ada didunia ini adalah berdasarkan design. Jangan pernah berfikir bahwa jika kita bertemu seseorang maka itu adalah kebetulan, itu sebenarnya telah di design, itu semua adalah takdir. Jika ada orang yang sukses itu juga bukan kebetulan, itu telah dia design, telah dia usahakan, dan itulah takdir terhadap dirinya.
Maka jika orang tidak berhasil, maka itu adalah design dan hal yang telah ia harapkan. Kebanyakan ketidak berhasilan menyebabkan proses untuk menyalahkan orang lain, ketidak berhasilan jika tidak disikapi dengan baik akan menjadikan efek negatif berkepanjangan.

Jika kita berbicara kondisi birokrasi di Indonesia, maka yang kita temukan adalah telah menjadi budaya bukan hanya design, jadi kesimpulannya tetap sama, yaitu “It’s By Design”. Maka jika ada sesuatu terjadi terhadap anda dikarenakan birokrasi itu adalah design. Maka jangan heran jika sulit untuk berkembang ke arah lebih baik, meskipun bisa. Tetapi hal tersebut membutuhkan banyak usaha dan dana. Jika kita berbicara Institusi maka kita berbicara kerajaan, meskipun tidak semua Institusi. Agama tidak menjadikan ukuran untuk menjaga seseorang menganiaya hak orang lain. Kekayaan juga bukan menjadi ukuran seseorang untuk dijadikan contoh bagi orang lain, dan kepandaian tidak dapat menjadi ukuran untuk seberapa besar seseorang berguna bagi orang lain. Maka jika berbicara design maka kita berbicara prinsip, dan orang yang bisa menjaga prinsip maka ia telah separuh perjalanan dalam merealisasikan kehidupan yang telah ia design.

Saya tidak pernah menyalahkan orang lain, saya senang dengan hidup saya. Saya hari ini menyadari sesuatu akan berhasil jika apa yang telah saya rencanakan berhasil, dan saya katakan dengan pasti bahwa yang terjadi dalam hidup saya adalah sesuai yang saya harapkan. Meskipun hari ini aku melihat banyak rumah kuno besar di tanah berbukit. Saya duduk diatas tembok, dan berkata “Ya Allah, ampunilah dosa orang-orang yang tidak memberikan hakku. Jika mereka pantas untuk dibalas di dunia maka segerakanlah, sehingga mereka tidak menerima murkamu”

Terima Kasih

It’s By Design

Perpaduan Prinsip Mungkin Lebih Baik

Suatu saat anda akan merasakan suatu moment, disaat anda sibuk dengan sesuatu atau lagi sedang asik asiknya. Ada tanggung jawab keluarga menginginkan anda. yaaaaaaaaah memang tidak semua orang. Tapi bagi orang yang memiliki sosial harusnya juga mendahulukan hal tersebut. Mungkin di hidup saya yang dapat saya abaikan adalah game (karena game merupakan hiburan setiap orang) dan mendahulukan pekerjaan yang telah saya kerjakan selama berbulan bulan, tapi jika ada keluarga atau sodara yang membutuhkan bantuan saya pasti aku akan datang kesana, meskipun tidak 100% aku menanggapinya, ehm skitar 90% lebih. Akhirnya mungkin sampe malam atau pagi aku mengerjakan sesuatu yang tertunda sebentar tadi. Aku memang tidak begitu pandai atau aku mengakui aku tidak begitu bakat, tapi orang orang yang disekitarku adalah orang hebat, sehingga aku belajar dari mereka, berfikir dari yang mereka fikirkan, sehingga aku berkembang karena orang didekatku. Aku ingat kata-kata profesorku (kapan-kapan aku jadi profesor : D amiin) yang berkata “mending konsentrasi di satu kota dulu, setelah kota ini selesai kamu bisa ke kota lain”. Ungkapan langsung terhadap permasalahan, meskipun aku mengganggap itu adalah suatu ungkapan yang tidak langsung dan dapat diartikan pada berbagai bidang kehidupan. Intinya selesaikan dulu satu kemudian kerjakan yang lain. Profesor saya ini mungkin tidak sadar jika beliau mengatakan hal itu, tetapi hal ini menjadi satu ungkapan yang tersimpan dalam prinsipku, melengkapi prinsipku yang lain. prinsipku yang lain adalah “Yang meminta bantuan kepadamu dialah saudara terdekatmu”. Sehingga jika kedua ungkapan tersebut saya simpulkan maka dapat berarti “jika seseorang meminta bantuan kepadamu, bantulah secepatnya agar kamu bisa mengerjakan pekerjaan lain yang telah kamu rencanakan”.

Jika dilihat dari prinsip yang dipegang dari kedua individu ini, yaitu beliau dan saya. Beliau merupakan orang yang perfeksionis dan konsisten, dan saya menghormati orang yang seperti ini. Saya merupakan orang yang lebih sosial meskipun aku tidak terlalu bisa bergaul 😀 ya begitulah. Intinya banyak yang kudapat dari orang ini.. Kayak langit dan bumi lah wkekekekeek masih jauh, aku perlu belajar tidak hanya akademik, melainkan yang terbentang di hadapanku.Selepas dari itu prinsip dapat berubah, dan tidak selalu kita sadari. Prinsip juga tidak hanya satu, kadang lebih dari satu dan tetap tersimpan didalam kepala sampai permasalahan baru muncul. Sehingga jika balik ke paragraf awal maka prinsip ini yang aku gunakan untuk menyelesaikan moment tersebut.

^^V (Thanks For This Day)